Djembe adalah satu di antara sekian banyak alat musik perkusi ritmik yang populer di masa kini. Dimainkan lintas-kalangan, anak-anak hingga dewasa. Bahkan, kini juga dikreasi sebagai kerajinan/souvenir dalam banyak ukuran dan motif, sebagian produknya berkualitas ekspor. Popularitas djembe di Indonesia mungkin setara dengan gitar, karena di banyak tempat mudah ditemukan. Satu yang unik dari djembe adalah pola-pola rhythm-nya yang konstan, tabuhannya yang bergemuruh, tajam, melengking dan gaduh seolah membangkitkan energi ritual-primitif.
Konon nama djembe diambil dari pohon djem, yang banyak ditemukan di Mali. Pohon djem adalah bahan dasar untuk membuat djembe. Setelah pohon ditebang, dibentuk suatu kerangka menyerupai piala, lantas dibubut, dan diukir sedemikian rupa. Menebang pohonnya pun dibarengi ritual khusus. Tentu dipilih kayu yang baik, yang tingkat ketahanannya lama, dan bisa menghasilkan akustik yang bagus. Membran sebagai sumber bunyinya bisa menggunakan kulit kambing, kerbau dan antelop. Teknik merenggangkannya pun khusus. Lalu, setelah melalui proses pengeringan, membran itu diikatkan tali di selingkar body-nya.
Menurut Doris Green (2001), djembe adalah hasil kreasi orang Konon di Sierra Leone. Cikal bakal djembe adalah sangba. Memang benar alat musik ini berasal dari Afrika, tapi siapa sangka ternyata persebarannya tidak menyeluruh di seluruh benua Afrika. Ada banyak nama untuk alat musik berjenis drum di Sierra Leone, di antaranya sangba, yimbei, jimberu, bata, atau tapoi. Masing-masing alat musik itu dimainkan oleh kelompok-kelompok orang yang berbeda pula.
Di daerah Mali misalnya, djembe dipergunakan pada malam hari untuk berbagai perayaan, misalnya menyambut bulan purnama, datangnya musim semi, musim panas, musim panen, musim dingin, malam puasa, perkawinan, baptis, dan lain sebagainya. Djembe juga dipergunakan mengiringi tarian maupun nyanyian. Rhythm yang dipakai menyesuaikan untuk momen apa djembe dimainkan. Beberapa nama-nama pola rhythm itu antara lain: djagbe, yangkadi-makru, marakadon, mendjani, moribayasa, kasa, garangedon. Selain di Mali, djembe juga ditemukan di Senegal, Guinee, Gambia, Ivory Coast, dan wilayah lain khususnya di Afrika Barat. Kasta Griot adalah kasta penjaga kebudayaan musik yang utama, selain kasta Pandai Besi (fetish maker).
Orang yang profesinya bermain djembe disebut Djembe Fola. Di beberapa negara seperti Amerika, Belgia, Jerman, Perancis, terdapat sekolah djembe, yang mendatangkan guru-guru langsung dari habitat asalnya. Bagaimana dengan Indonesia? Ternyata belum ada sekolah djembe. Hanya saja, aktifitas “djembe fola” telah menyebar di pelosok negeri.
Banyak kelompok musik menggunakan djembe sebagai media ekspresi musiknya. Menyebut beberapa: kelompok Djembe Merdeka (Yogya), nDjagong Percussion, KunoKini, Payon Percussion (Jakarta), Djendela Ide, Magic Skin (Bandung), Java Jine, Etno Ensamble (Solo). Mereka memainkan rhythm tradisional dan kreasi-kreasi baru yang di-mix secara eklektik, baik saat membawakan lagu-lagu tradisi Nusantara maupun komposisi kontemporer. Melihat instrumentasi dalam formasi tradisional kira-kira standarnya adalah: 3 djembe ditambah dunun yang terdiri dari kankeni (kecil), sangban (sedang), dan dunumba (besar). Kankeni menabuh pulsa pendek yang konstan, sangban menjadi jalinan melodi, dan dunumba untuk bermain pulsa-pulsa panjang. Sementara 3 djembe bermain rhythm 1 dan 2, sisanya sebagai solis.

Jumat, 19 Februari 2010 Posted in | | 3 Comments »

One Responses to "Apa Itu Djembe?"

  1. Lia Putri Wiryadinata says:

    contoh musik djembe mana ? ada yang bisa di download nggak ?

  1. Unknown says:

    sory baru bales.....
    gw lp link nya,cb lo cari digoogleja,banyak disitu

  1. Unknown says:

    minta FB km donk?

Write a comment