Christiana Daneva meraih gelar sarjana berpendidikan tinggi di bidang Bisnis Administrasi, Relasi Internasional dan studi Eropa. Ia tekun dalam menari, menggambar, memperbaiki barang-barang kuno dan berski, tetapi yang paling menginspirasi dan menyenangkannya adalah bunyi dari alat musik yang paling disukainya–Djembe Afrika.

Djembe memiliki sejarah yang panjang dan asal mula yang luar biasa. Menurut legenda kuno, alat musik Djembe pertama kali dibuat dari kulit tokoh dongeng “gebraffe”, yang merupakan gabungan dari seekor jerapah dan seekor zebra.



Berbentuk seperti sebuah gelas piala, Djembe terbuat dari kayu dan secara khas dilapisi dengan kulit kambing. Orang Bamana dari Mali, Afrika Barat menamakannya berdasarkan ucapan “Anke dje, anke be”, yang secara kesusastraan berarti“Setiap orang berkumpul bersama” dan mendefinisikan tujuan dari drum.

Bentuk dari Djembe “diukir” oleh berang-berang Afrika yang secara khusus dilatih untuk hanya mengonsumsi bagian tengah dari kayu pohon keras. Umumnya alat musik Djembe diproduksi di Guinea, Senegal, Mali dan Cote d’Ivoire.

Sebuah Djembe memiliki bagian dalam yang kasar dengan rentetan lubang, yang membuat perbedaan untuk kualitas penggunaan gaya suara. Ia dimainkan dengan tangan kosong menggunakan beragam pukulan telapak tangan. Nada utamanya adalah bass (nada rendah), tone (nada tengah), dan slap (nada tinggi).

Jangan keliru antara Djembe dan Tarambuka–mereka sama sekali berbeda, meskipun agak mirip dalam penampilannya. Tarumbaka datang dari Timur–hanya ditemukan dalam musik Turki, Persia, Yunani, Armenia dan wilayah Arab.

Selain itu, Tarambuka dimainkan dengan ujung jari, sementara Djembe dimainkan dengan seluruh tangan. Terlebih lagi, sebuah Tarambuka mempunyai bahan logam dan biasanya dilapisi dengan kulit domba.
Pengalaman tak terlupakan

Bagi Daneva, memainkan Djembe adalah sebuah pengalaman yang menyentuh dan mendalam. Saat memainkannya, ia merasa santai dan kembali muda.

Terkadang sensansi dari drum sangat kuat sehingga ia hampir tak sadarkan diri. Ia melupakan realitas sejenak dan benar-benar menikmati tempo yang bergetar.

Sudah sejak lama ia selalu mengagumi dan tertarik kepada musik ethno dari seluruh dunia. Musik perkusi secara istimewa selalu menggerakkannya.

“Suatu hari saya melihat sebuah artikel di koran mengenai sebuah lokakarya Djembe di Sofia, Bulgaria, lebih dari setahun lalu. Pada saat itu saya tidak memiliki alat musik saya sendiri, tetapi hal tersebut tidak menghentikan saya. Dalam 2 bulan, saya mempunyai Djembe asli saya sendiri dan sudah memainkannya sejak itu.”

Meskipun tidak ada pelatihan profesional mengenai Djembe di universitas, setiap orang bisa mulai memainkannya bila mereka menginginkannya. Seseorang tidak membutuhkan dasar musik atau pendidikan. “Semua yang Anda perlu lakukan adalah mendengarkan hati Anda dan menjadi satu dengan drum.”

Bagi Daneva, membagi kegembiraan dari permainan Djembe adalah lebih membahagiakan. Ia adalah bagian dari sebuah lingkungan drum yang disebut Yambadon. Yambadon dimainkan saat even musikal untuk memeriahkan penontonnya dengan ritme berlimpah pengalaman unik orang Afrika.

Minggu, 14 Februari 2010 Posted in | | 1 Comments »

One Responses to "DJEMBE AFRIKA MEMBAWA KEBERSAMAAN"

  1. Anonim
    says:

    Memanusiakan manusia lewat musik. hehehe.

Write a comment