Redemption Song merupakan salah satu lagu favorit saya dari banyak lagu-lagu bagus Bob Marley sang legenda reggae dunia ini, seperti No woman no cry, One Love, Get up Stand Up, Buffalo Soldier, dan lainnya. Saya senang mendengarkan lagu ini terutama ketika lagi down atau butuh semangat dan inspirasi dan syukurnya selalu berhasil memompa semangat untuk bangkit dan ceria kembali.

Mungkin klo dengerin Redemption Song sekilas tidak seperti lagu-lagu Bob Marley lainnya dgn gaya reggaenya yang khas, tapi di lagu ini akustiknya lebih kental terdenger, dengan melodi yang sederhana tapi penuh makna, dan yang spesial dari lagu ini menurut saya adalah lirik lagu yg sangat dalam.

Rasakan kekuatan sepenggal lirik berikut “Emancipate Yourselves From Mental Slavery, NONE but Ourselves Can FREE Our Minds”. Yang kurang lebih kalo diterjemahin “Memerdekaan diri dari mental “budak”, Bukan orang lain tapi hanya kita sendirilah yang bisa membebaskan pikiran kita dari yang merasa sebagai budak/korban”.


Wow… lirik lagu yg luar biasa. Lirik yang berisi muatan spiritual, lirik lagu yang ditulis oleh Sang legendaris ini ketika dia dalam perjuangannya menghadapi penyakit kanker yang mengingatkan dia bahwa kematian sudah didepan mata. Lirik lagu yang mencerminkan karakter dari  Bob Marley yg dengan lantang menyuarakan freedom alias kebebasan, motivasi, bangkit dari penindasan, jiwa pemberontak melawan kesewenangan. Tapi di dalam lagu ini musuh utamanya bukanlah orang lain melainkan diri kita sendiri, pikiran kita yang menjadikan kita budak, menjadikan kita “as a victim”, pikiran yg menganggap diri kita adalah korban, so ngga perlu ngambil tanggung jawab merubah keadaan, pikiran yang memperbudak diri kita sendiri.

Itulah musuh utama yang perlu dilawan. Dan untuk mengalahkan musuh ini, kita tidak bisa mengandalkan orang lain mengubahnya melainkan diri kita sendirilah yang harus bertanggung jawab melawannya, menyadari keberadaannya untuk bisa sadar, bahwa kita bukanlah korban atau budak, kita punya kuasa atas diri kita sendiri.  Kita bisa mengambil tanggung jawab melakukan sesuatu yang kita inginkan, bahwa kita penentu adalah penentu nasib kita sendiri.

Lagu yang dengan lantang meneriakkan “Ayo bangkit! Stand up, Be Strong. Take the Responsibility on your on Shoulder and Emancipate Yourselves From Mental Slavery!!

Read More......
Minggu, 20 Mei 2012 Posted in | | 0 Comments »

+ KELOMPOK MUSIK ETNIK KONTEMPORER +

Kelompok ini awalnya bernama SansaE Music Percussion, didirikan di Padang Panjang pada tahun 1997. Kelompok musik ini digagas oleh para penggiat seni di lingkungan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padang yang peduli terhadap khazanah tradisi musik etnik Indonesia. Dalam perjalanannya, kelompok ini sempat vakum selama beberapa dekade lantaran kemasygulan para personil yang menyebar ke berbagai penjuru karena aktivitas berkeseniannya masing-masing. Atas prakarsa Taufik A. Adam, perintis dan komposer kelompok musik ini, pada tahun 2000 SansaE Music Percussion bermetamorfosis menjadi Kelompok SansaE dan mencuat kembali ke permukaan dengan personil dan performance baru.
Dari segi penggarapan karya, Kelompok SansaE mengolaborasikan musik etnik tradisional dengan pakem-pakem musik modern dalam bentuk dialog (inter-ethnique-musics dialogue). Bentuk pertunjukan atau musik yang dihadirkan meramu keragaman unsur bunyi untuk menggali dan mengembangkan ekspresi musik dan kreativitas dari keragaman musik nusantara. Komposisi musik digubah seapik mungkin dan dikemas dalam nuansa yang familier dengan selera masyarakat tanpa mengiris kesahajaan ruh tradisi budaya musik yang diangkat. Dengan konsep seperti ini, karya yang digubah diharapkan dapat dinikmati oleh khalayak luas.
Dalam konteks Indonesia, Kelompok SansaE hadir dengan suatu terobosan untuk menyuguhkan karya dengan konsep unik, yang akan memperkaya khazanah dan apresiasi seni musik di tanah air; suatu karya dengan sebuah pesan akan perlunya persatuan dan perdamaian lewat bahasa musik yang universal. Diversitas karakter musik dan pemusik yang berbeda dan ber-bhineka melebur sekaligus berpadu dalam bingkai komposisi musik sebagai simbolitas dari karya yang ditampilkan. Sebuah pengakuan bahwa Kelompok SansaE peduli terhadap kondisi seni budaya di Indonesia dan berupaya terlibat di dalamnya. Akhirnya, kehadiran Kelompok SansaE diharapkan bisa mempererat hubungan antar budaya, khususnya di bidang seni musik.
Pertunjukan
The Asian Music Festival di Singapura (1998). Pesta Gendang Melayu di Penang Malaysia dan Tur keliling Sumatera (1999). Festival Budaya Internasional di Jakarta dan Pertemuan Internasional 5 pemuka agama di Jakarta (2002). Konser musik "Sebiji Sawi" di Cirebon dan Pagelaran Musik Etnik Kontemporer di Jakarta (2005). Konser Musik "Star Mild Child Out" di Jakarta, Amman Assembly Culture di Jakarta, Peluncuran buku Filantropi Islam dan Kesejahteraan Sosial di Jakarta, dan Kongres Nasional Buruh Migran Komnas Perempuan di Jakarta (2006). Ulang Tahun Emas Universitas Islam Negeri Jakarta (2007).

Read More......
Selasa, 15 Mei 2012 Posted in | | 0 Comments »

Musisi, komposer dan arranger muda kelahiran Padang, 29 Agustus 1975 ini menggubah banyak komposisi dalam genre world music dan musik kontemporer. Belakangan ini, ia sedang mengembangkan pendekatan digital world music dalam karya-karyanya. Taufik pernah mengenyam pendidikan seni di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padang Panjang pada Jurusan Musik, Spesialisasi Cello. Sebagai musisi dan komposer, ia kerap menggubah dan mementaskan berlbagai jenis karya dalam konteks yang beragam dan
berkolaborasi bersama para seniman dan musisi dari berbagai latar belakang yang berbeda, baik dalam event-event nasional maupun internasional. Ia juga kerap diminta untuk membuat ilustrasi musik dan bumper berita-berita di beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia. Secara teknis, ia seorang multi instrumetalis; mahir memainkan berbagai semua alat  musik tradisional maupun modern dengan teknik dan skill yang sama memukau.

Read More......
Posted in | | 0 Comments »

Mungkin ada yang kurang rasanya jika lick-lick gitar yang telah diberikan pada artikel sebelumnya tanpa menyertakan salah satu masterpiece dari komposer klasik yang terkenal, yaitu Niccolo Paganini. Yup, tentunya sobat pembaca mungkin sudah mengetahuinya. Masterpiece tersebut bernama Caprice, yang terdiri dari 26 bagian.

Entah mengapa, banyak gitaris dunia yang memainkan komposisi musisi klasik ini ke dalam musik mereka, baik sebagai bagian dari lagu (tentunya instrumental), maupun saat ber-solo. Tercatat Jason Becker dan Yngwie Malmsteen pernah memainkannya untuk ber-solo. Steve Vai juga pernah memainkannya di dalam duel gitar pada film Crossroads (eh, itu judulnya bukan ya?? Penulis agak lupa… Maaf ya, kalau salah… Hahaha). Bahkan Michael Romeo dan Paul Gilbert memainkannya di dalam lagu mereka. Mungkin disebabkan teknik yang cukup sulit disertai dengan nada indah yang dihasilkan dari komposisi musik tersebut, yang membuat para gitaris memainkan musik yang aslinya dimainkan pada biola tersebut. Tentunya dengan gaya mereka sendiri.

Komposisi yang sering dimainkan oleh berbagai gitaris umumnya adalah Caprice ke-5 (5th Caprice) dan ke-24 (24th Caprice). Mengenai alasan mengapa kedua Caprice itu yang sering dimainkan, entahlah, penulis juga belum mengetahuinya… Hahaha… Penulis belum pernah mendengarkan seluruh komposisi dari Caprice tersebut, apalagi komposisi asli yang dimainkan pada biola. Tetapi satu hal yang pasti, teknik dan speed (kecepatan) dari komposisi ini cukup sulit, yah kalau bagi penulis sih, sulit… Hehe… Jadi, lumayan untuk melatih kemampuan sobat pembaca untuk bermain gitar pada level yang sedikit lebih tinggi… Haha… Oh iya, sesuai judul, penulis menggunakan Caprice ke-5 (5th Caprice).

Read More......
Senin, 14 Mei 2012 Posted in | | 0 Comments »


Bagi Anda yang belum pernah mendengar namanya, Michael Romeo adalah seorang gitaris yang banyak memainkan musik neoclassical rock, namun demikian permainannya tidak bisa dikatakan sama atau hanya menjiplak permainan Yngwie Malmsteen. Walaupun Yngwie Malmsteen merupakan salah satu gitaris yang mempengaruhi permainan gitarnya, Michael Romeo memiliki warna musik khas yang tidak dapat Anda temukan dalam permainan kebanyakan gitaris neoclassic lainnya termasuk Yngwie sendiri.

Michael merupakan master dari semua teknik bermain gitar yang bisa Anda temukan di buku, antara lain whammy bar, sweeping, alternate picking, string skipping, tapping, legato dan vibrato.

Michael Romeo mulai belajar gitar pada umur 14 tahun. Pada saat berumur 19 tahun, Michael mengikuti kontes gitar se-Amerika yang diadakan oleh Sam Ash Music Store dan menjadi salah satu finalis kontes gitar tersebut.

Masa masa SMA nya banyak dihabiskan dengan latihan gitar dan bermain di banyak band dan merekam beberapa lagu instrumental ciptaannya saat Michael berumur 20 tahun. Demo tape ini dikirimkan ke beberapa perusahaan publikasi gitar dan mendapat tanggapan yang sangat memuaskan.

Dan akhirnya pada tahun 1994 Michael merilis album solo nya yang diberi judul The Dark Chapter yang memuat 9 lagu instrumental dimana salah satu lagunya merupakan komposisi Nicollo Paganini yang berjudul Concerto in B Minor yang di aransemen ulang. Di album ini Michael bukan hanya memainkan mayoritas dari alat musik yang ada tapi dia juga menunjukkan kemampuan nya di dalam studio dengan mengerjakan mixing sendiri, menjadi sound engineer nya sendiri dan memproduksi album ini sendiri.

Dengan dirilisnya The Dark Chapter dan video guitar lesson yang berjudul The Dark Guitar, Michael Romeo pun mendapatkan banyak perhatian dan ketenaran dan hal ini merupakan awal terbentuknya Symphony X. Thomas Miller (bass) lah yang pertama kali bergabung dengan Michael karena sudah sering berkolaborasi dengan Michael sebelumnya. Tidak lama setelah itu, Rod Tyler (vocals) dan Jason Rullo (drums) bergabung dan akhirnya dengan masuknya Michael Pinnella (keyboard) lengkaplah formasi Symphony X dan mereka siap meluncurkan album pertamanya dan sampai sekarang ini (2002) Symphony X sudah merilis 7 album, 6 album studio dan 1 album live.

Sekarang ini Michael masih banyak menghabiskan waktunya untuk latihan gitar dan menulis lagu, dan juga mempelajari komposisi dan orkestrasi musik klasik. Tentang album solo nya yang kedua, Michael mengatakan bahwa Symphony X merupakan konsentrasinya yang utama pada saat ini tapi di masa yang akan datang kalau ada waktu Michael akan merilis album solo nya yang kedua masih dengan Michael Pinnella pada keyboard.

Read More......
Posted in | | 0 Comments »

Dalam setiap dan pertukaran percakapan sehari-hari musik, penyebutan dari "progressive rock" istilah atau "metal progresif" akan menghasilkan tatapan kosong yang umumnya mengarah ke pertanyaan, "Apa itu musik progresif?". Untuk kejelasan, saya akan menggunakan istilah pintas umum digunakan dari "prog" untuk mewakili progressive rock dan genre metal progresif di sini. Pendatang baru genre tampaknya sering menanyakan pertanyaan ini dalam diskusi prog. Lebih dari itu, setiap orang tampaknya untuk menambah lebih atau kurang untuk definisi. Aku tidak akan menulis buku di sini karena ada prog kebanyakan definisi di luar sana di internet. Saya hanya ingin menekankan sifat dasar musik prog sebagai dasar saya untuk hobi saya di sini di PRM.Seperti Matius Rink menyarankan, terlalu banyak penekanan ditempatkan pada gagasan bahwa "progresif" menunjukkan kata sifat, atau bahkan membutuhkan, bahwa genre musik menjadi semacam entitas yang selalu berkembang. "Progressive" hanyalah sebuah istilah deskriptif yang digunakan untuk mengklasifikasikan musik dengan kualitas tertentu, bukan sebuah instruksi yang mewajibkan musik ke rasa ketat pembangunan. Semua genre musik dapat memiliki karakteristik progresif, tapi saya fokus terutama pada rock / metal.

Progresif Properties1) lagu lama (atau "epik")2) perubahan Waktu (misalnya, tanda waktu yang aneh)3) Lebih kompleks instrumentasi, canggih dan komposisi4) Unggul vokal5) Lebih konseptual ide kompleks / Semakin tingginya, konten liris

CATATAN: Saya pribadi ingin sangat menekankan nomor 4 (vokal superior) yang saya gunakan untuk membuat penilaian pertama saya dari sebuah band (atau lagu). Ini tidak selalu nomor satu kriteria untuk "segel persetujuan" "passing grade" atau, tapi jelas membantu!

 
1) lagu lama. band Prog memiliki kecenderungan untuk membuat lagu-lagu lama (misalnya, "epik") ditandai dengan kombinasi konten liris yang lebih besar dan beberapa bagian instrumental yang sangat panjang. Lagu-lagu ini akan melepaskan diri dari ayat tradisional / struktur chorus lagu dan akan dipecah menjadi bagian-bagian yang berbeda atau gerakan. Hal ini menciptakan sesuatu di sepanjang baris dari sebuah suite orkestra atau album dalam album.

 
2) Perubahan Waktu. Satu elemen yang dapat menjuluki band sebagai "progresif" adalah karakteristik perubahan waktu atau ganjil-beat. Ada perbedaan mencolok antara struktur lagu dengan beat yang benar-benar umum (misalnya, 4 / 4) dan mereka yang menggunakan ritme yang beragam dan rumit dan / atau beralih antara ketukan seperti 7 / 4, 11 / 8, 9 / 4, gratis- waktu, dll Beberapa orang mungkin menemukan band prog tertentu sulit untuk "masuk ke". Hal ini biasanya berasal dari lagu yang mengandung kurang dari struktur lagu konvensional yang memerlukan pendengar untuk bekerja sedikit untuk mengikuti. Dalam beberapa mendengarkan, biasanya klik.

 
3) instrumentasi yang lebih kompleks. instrumentasi adalah elemen lain yang akan memisahkan batu biasa / logam dari progressive rock / metal. Anda akan menemukan beberapa jenis piano, keyboard, synthesizer, string (biola, cello, dll), seruling, timpani, dan instrumen lain yang lebih aneh dicampur dengan gitar dan drum dalam repertoar band prog dalam rangka untuk setup "progresif "suara. musik Progressive akan cenderung memiliki pengaruh yang lebih klasik dari yang khas Anda, musik rock blues berbasis. Ada standar yang lebih tinggi bakat tertentu yang ditetapkan oleh banyak seniman progresif. Banyak musisi prog bisa dianggap virtuoso di posisi masing-masing, biasanya dengan baik semangat dan kemampuan teknis. Saya pribadi menciptakan istilah deskriptif "modern klasik" untuk paling menggambarkan pandangan saya prog rock / metal (dan TIDAK akan bingung dengan "rock klasik")

 
4) vokal Superior. Aspek lain simbol dari musik prog (dan DEAR INI penyiar'S HATI) adalah rentang yang luar biasa dan kemampuan bernyanyi dari banyak vokalis genre's. Ya, ada banyak penekanan pada musik, tetapi dalam banyak kasus, Anda akan melihat vokal indah di depan musik. Emosional menampilkan gaya Broadway, melodi mitra multi-bagian vokal, dan pengaturan vokal berlapis dan paduan suara tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga meningkatkan musik, dan menjadi bagian dari itu.5) Lebih konseptual ide kompleks / Semakin tingginya, konten liris. Prog seniman kadang-kadang melakukan proyek-proyek besar dalam mengembangkan ide-ide dalam lagu mereka dan album. Sebagai aturan, lirik dalam musik progresif cenderung bersifat lebih canggih dan intelektual - kadang fantasi berbasis, kadang-kadang fiksi asli murni, dan kadang-kadang berurusan dengan emosi manusia sepenuh hati. Banyak album cenderung "album konsep" yang merupakan alur cerita atau bekerja tema berbasis di mana individu pada lagu-lagu album semua berhubungan satu sama lain baik secara langsung menceritakan sebuah cerita atau membenamkan pendengar menjadi pengalaman yang lebih abstrak.

Beberapa Common Sub-Genre dari PROG:

 
Tanyakan 100 orang apa definisi mereka tentang musik progresif dan Anda mungkin akan mendapatkan 100 definisi yang berbeda bersama dengan beberapa sub-genre untuk membingungkan Anda bahkan lebih! Aku daftar berikut sebagai-genre paling umum dikenal sub diakui di prog rock dan metal.1). Progressive rock & metal progresif. Ini adalah dua divisi utama musik prog dari kategori yang lain bisa sub-diklasifikasikan. Pada dasarnya, prog metal akan menggabungkan unsur-unsur logam berat (seperti gitar sangat menyimpang dan irama cepat) dengan beberapa atau semua sifat-sifat prog diuraikan dalam bagian atas, sedangkan prog rock menggabungkan kurang "gelisah" (rock / hard rock) suara dengan karakteristik tersebut.

2). rock Symphonic - Yang satu relatif mudah, rock simfonik gumpalan bersama band-band yang tampaknya untuk menarik banyak pengaruh dari menggabungkan orkestra dan klasik ke dalam musik mereka. Istilah ini umumnya terlihat melekat 70s band progresif, meskipun tidak akan keluar dari pertanyaan untuk memberi label beberapa band saat ini seperti itu. Namun, banyak dari band-band metal kurang progresif yang menggabungkan elemen simfoni akan kurang arguably jatuh ke dalam kategori "power metal" (lihat di bawah).3). Neo-prog - Secara umum, tindakan neo-prog memiliki suara, keyboard sangat diidentifikasi didorong yang tampaknya berasal dengan Kejadian tua. Band-band seperti IQ, Saga, dan Arena adalah nama terbesar dalam neo-prog saat ini.4). Art-rock -. "Seni" hanya digunakan terutama sebagai pengganti untuk "progresif" dalam konteks yang paling Konon, istilah ini juga tampaknya membawa sedikit nada-jatuh konotasi Artinya, sering kali ketika sebuah band sedang. dijelaskan dengan cara ini, penulis tampaknya keraguan tentang mengelompokkan band sebagai band prog yang lengkap ini bisa lebih terkait dengan istilah:. "prog-lite".5). Teknik Logam - Suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan band tertentu yang memainkan gaya khususnya kompleks dan ketrampilan musik heavy metal. Band-band ini biasanya menulis lagu semata-mata demi menampilkan kemampuan para musisi 'dan mengekspresikan kreatif dan eksperimental dengan musik. Sering kali ini bahkan lebih jauh berarti benar-benar meninggalkan kenangan ide atau emosional lagu-menulis dalam mengejar menciptakan bahan memukau kompleks.6). Metal Neo-klasik & Power - Untuk sebagian besar, kedua berjalan seiring. Neo-klasik sebenarnya merupakan sub-genre bawah power metal, dan, seperti namanya, band yang menggambarkan suara adalah suara modern-klasik. riff gitar Speedy dan solo yang mungkin terdengar lebih seperti Mozart atau Paganini set panggung, sedangkan biola, harpsichord, dan paduan suara memberikan tepi yang sangat meyakinkan klasik untuk musik. Di antara yang paling "populer" band alam ini adalah Symphony X dan Stratovarius. logam Power mengacu pada genre yang speed metal berevolusi menjadi sebagai band-band seperti Helloween memperkenalkan lebih merupakan bakat melodi dan lebih besar ke dalam berbagai genre. Suara belum tentu lebih "kuat" atau "keras" dengan cara apapun, tapi kekuatan band-band metal biasanya memiliki catchier, lagu-lagu yang lebih mirip dengan lebih materi pelajaran berbasis fantasi dan chorus benar-benar kuat. Song struktur kadang-kadang adalah crescendo sekitar chorus ini sehingga menciptakan suara yang lebih teatrikal, dramatis, dan / atau emosional "kuat". Hal ini bisa sangat berbeda dari metal progresif - band banyak kekuatan logam yang tidak benar-benar progresif sama sekali, walaupun ketika mereka menggunakan instrumentasi simfoni atau efek paduan suara opera - bahkan tanda tangan waktu ganjil - garis antara kekuasaan dan logam progresif bisa menjadi kabur. Band Symphony X dan Angra, misalnya, adalah contoh dari jenis ini.7). Fusion, Eksperimental, Broadway metal & logam Opera, Houston-scene rock, Prog-pop, Doom, AOR, Gothic, Melodic, dll - Daftarnya terus dan terus dan terus. Seperti yang Anda lihat, musik progresif bisa menjadi istilah yang sangat luas.

Untuk ProgRockandMetal, itu adalah fokus saya untuk berkonsentrasi pada orang-orang seniman saya merasa memenuhi kriteria definisi saya secara keseluruhan untuk progressive rock / metal dan saya akan merujuk pada definisi ini sering ketika saya memutuskan apakah saya siaran prestasi sebuah band. Tidak semua seniman akan memiliki masing-masing properti dicirikan dalam musik mereka, tapi saya yakin Anda akan melihat setidaknya tiga dari daftar di atas yang akan membuat musik progresif. Saya sangat percaya apa yang saya aliran yang cocok untuk semua penggemar prog. Sesekali, aku bisa pergi di luar batas definisi baik oleh kecelakaan atau karena alasan tertentu saya menemukan musik mencerahkan dan berseni. Saya membuat keputusan akhir apakah musik band ini streaming melalui stasiun saya atau tidak. Aku akan selalu menganggap pendengar saya menikmati apa yang saya streaming - tidak lebih, tidak kurang, dan saya dasar ini dari komentar positif / umpan balik yang saya telah menerima selama bertahun-tahun. pendapat negatif yang tidak diminta atau diperlukan. Jika band tidak mendukung filosofi saya, merasa aku keliru mereka, maka silakan beritahu saya dan dengan senang hati akan menahan diri dari streaming materi Anda.Penyiar'S SIDE CATATAN: Saya pribadi tidak mengakui death metal, menggeram menyanyi, halus disebut sebagai "rakasa cookie" menyanyi sebagai bagian dari definisi "vokal Superior". Oleh karena itu, saya tidak berencana untuk aliran ini gaya musik. Aku telah mendengarkan banyak band luar biasa yang instrumentasi adalah tindakan kelas - tetapi setelah cookie diperkenalkan, saya benar-benar terganggu dan tidak dapat berkonsentrasi pada mendengarkan. Bagi saya, suara "cookie rakasa" bernyanyi "berisik" marah, kebencian, dan. Menurut pendapat saya, noise bukan musik. Aku telah menetapkan ini sebagai standar saya dan akan mematuhi selalu.

Read More......
Sabtu, 12 Mei 2012 Posted in | | 2 Comments »


Dengan maksud memberi alternatif lain dari seriosa, keroncong, dan hiburan, Asbon memasuki unsur-unsur musik Latin yang pada masa itu memang sedang populer di Indonesia.
SEMENTARA itu, orkes Kumbang Tjari dipimpin oleh Nuskan Syarif, Teruna Ria oleh Oslan Husein, dan Zaenal Combo oleh Zaenal Arifin. Tiga orkes ini memasukkan rock’n’roll pada lagu-lagu Minang dan non-Minang, seperti Kampung Nan Jauh Di Mato, Tirtonadi, dan Bengawan Solo. Menjelang akhir tahun 1953 dan awal 1954, ada beberapa anak muda asal Sumatera Barat yang, antara lain, bernama Alidir, Anwar Anif, Dhira Suhud, Joeswar Khairudin, Taufik, Syaiful Nawas, dan Awaludin yang di kemudian hari menjadi Kepala Polri. Bersama beberapa orang lainnya mereka berkumpul di rumah Yus Bahri di Jalan Jambu, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka sepakat mendirikan sebuah grup musik untuk meneruskan kiprah orkes Penghibur Hati yang mendendangkan lagu-lagu Minang. Mereka menamakan grupnya orkes Gumarang. Nama itu diambil dari cerita legendaris Minang, Cindue Mato, yang tokoh utamanya memiliki tiga binatang kesayangan. Tiga binatang itu adalah Kinantan si ayam jantan yang piawai, Binuang si banteng yang gagah perkasa, dan Gumarang si kuda sembrani berbulu putih yang larinya bagaikan kilat sehingga menurut legenda tersebut bisa keliling dunia dalam sekejap. Anwar Anif pun didaulat menjadi pemimpin. Mula-mula yang dibicarakan adalah bagaimana konsep musik yang akan dibawakan untuk lagu-lagu Minang yang sudah dipopulerkan oleh Penghibur Hati melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta. Lagu-lagu Penghibur Hati yang disiarkan radio itu, antara lain, Kaparinyo, Dayung Palinggam, Nasib Sawahlunto, dan Sempaya. Pengaruh lagu-lagu Latin (seperti Melody d’Amour, Besame Mucho, Cachito, Maria Elena, dan Quizas, Quizas, Quizas) yang sedang digemari tak mampu mereka tepis. Oleh sebab itulah musik Latin tersebut menjadi unsur baru dalam aransemen musik Gumarang.  Pada masa itu tidaklah mudah bagi seorang penyanyi atau sebuah grup untuk tampil di RRI. Mereka harus lulus tes di depan sejumlah juri, sebagaimana layaknya peserta sebuah lomba. Walaupun Anwar Anif hanya memimpin selama sembilan bulan, ia berhasil membawa Gumarang lulus tes RRI. Alidir yang menggantikannya ternyata bertahan lebih singkat lagi dan kemudian menyerahkan pimpinan Gumarang kepada Asbon, bulan Mei 1955.
Asbon tidak hanya mempertegas dominasi musik Latin dalam lagu-lagu yang sudah biasa dibawakan Gumarang, tetapi juga pada lagu-lagu baru ciptaannya maupun ciptaan personel Gumarang lainnya. Pada masa Asbon inilah bergabung pianis yang memiliki sentuhan Latin, Januar Arifin, serta penyanyi Hasmanan (kemudian menjadi sutradara), Nurseha, dan Anas Yusuf. Kebesaran Gumarang tidak bisa disangkal berkat seringnya grup ini tampil di RRI dan memeriahkan acara Panggung Gembira. Sukses Gumarang merebut hati masyarakat menyebabkan penampilan orkes itu berlanjut di tempat-tempat lainnya, seperti Istana Negara, Gedung Kesenian, dan Istora Senayan. Pada masa kepemimpinan Alidir, Gumarang sempat merekam sejumlah lagu di bawah naungan perusahaan negara, Lokananta, di Solo. Rekaman dilakukan di Studio RRI Jakarta dan hasilnya dibawa ke Lokananta untuk dicetak dalam bentuk piringan hitam (PH). Dalam rekamannya yang pertama ini Gumarang bermain dengan gendang, bongo, maracas, piano, gitar, dan bas betot. Mereka tetap mempertahankan rentak gamat dan joget sambil memadukannya dengan beguine, rumba, dan cha-cha. Bunyi alat musik Minang, seperti talempong, memang memberikan asosiasi pada irama Latin, demikian juga saluang. Itulah sebabnya irama Latin mudah dipadukan dengan lagu-lagu Minang.
Suyoso Karsono yang memimpin perusahaan rekaman Irama di Jakarta ternyata diam-diam tertarik pada Gumarang. Sebagai seorang pengusaha, orang yang dikenal dengan nama Mas Yos itu tahu bahwa irama yang dibawakan Gumarang bukan saja mampu menyajikan lagu-lagu Minang sesuai dengan aslinya, namun juga memiliki ramuan irama Latin yang amat disukai masyarakat.
"Sebenarnya irama Latin itu hanya dalam tempo, supaya lagu-lagu Minang bisa diterima juga oleh masyarakat di luar Minang," kata Asbon ketika menerima tawaran Irama untuk merekam sejumlah lagu. Gumarang merekam Ayam Den Lapeh ciptaan A Hamid, Jiko Bapisoh dan Laruik Sanjo ciptaan Asbon, Yobaitu ciptaan Syaiful Nawas, Takana Adiak ciptaan Januar Arifin, Baju Karuang, Ko Upiek Lah Gadang, Titian Nan Lapuak, Nasib Sawahlunto, dan lagu lain-lain yang jelas sekali dipadukan dengan irama cha-cha yang dikenal sebagai pengiring tarian di Amerika Selatan.  "Cha-cha memang sedang menjadi favorit masyarakat waktu itu, sebagaimana kami senang naik becak dari tempat indekos menuju Studio Irama. Kalau selesai rekaman, Nurseha diantar Asbon dengan becak ke rumahnya di Grogol. Soalnya, rekaman yang dimulai pukul delapan malam biasanya selesai pukul dua dini hari," ujar salah seorang penyanyi Gumarang, Syaiful Nawas, yang sempat menjadi wartawan harian Waspada, Pedoman, Purnama, Trio, Aneka, Sinar Harapan, Abadi, Suara Pembaruan, dan majalah Selecta. "Sayalah yang bertugas menulis semua kejadian karena ikut di dalam proses rekaman. Mas Yos memberikan bahan-bahannya dan saya tulis di berbagai suratkabar serta majalah Selecta dan Varia. Bahkan, harian Pedoman menulis Gumarang dalam tajuk rencananya. Sementara Asbon langsung memberikan PH yang baru dari pabrik ke RRI," ungkap Syaiful Nawas, kakek dari lima cucu yang sekarang setiap hari berkantor di rumah makan miliknya, Padang Raya.
Hasilnya, Laruik Sanjo dan Ayam Den Lapeh berkumandang tidak hanya di RRI, namun juga di toko-toko yang khusus menjual PH di Jakarta dan luar kota. Pemutaran lagu-lagu Gumarang itu adalah atas permintaan masyarakat yang mendatangi toko-toko itu dan membeli PH mereka. Laruik Sanjo yang berarti larut senja dan Ayam Den Lapeh sebagai analogi kehilangan kekasih, menjadi lagu-lagu populer secara nasional. Sedemikian populernya kedua lagu itu, Laruik Sanjo dilayarputihkan oleh Perfini tahun 1960 dengan sutradara kondang Usmar Ismail serta aktor Bambang Irawan dan aktris Farida Oetojo sebagai pemeran utama. Sementara Stupa Film memproduksi Ayam Den Lapeh pada tahun yang sama dengan sutradara H Asby dan Gondosubroto, sementara Asbon dan Gumarang dipercaya mengisi ilustrasi musik film ini. Ceritanya diambil dari lirik lagunya. Si kucapang si kucapai/ saikua tapang saikua lapeh/Tabanglah juo nan ka rimbo/Oi lah malang juo. Artinya, yang dikejar luput, yang dimiliki terlepas.
Kumbang Tjari
Sementara itu, di Padang tersebutlah seorang pemuda yang gila musik bernama Nuskan Syarif. Saking besar keinginannya bermusik dan memiliki gitar, uang untuk membeli baju Lebaran dibelikannya gitar bekas di tukang loak. Nuskan, yang bangga dengan popularitas Gumarang, pada tahun 1954 sempat berlibur ke Jakarta. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan selama berada di Ibu Kota dan menawarkan lagu ciptaannya, Kok Upiak Lah Gadang, ke Gumarang. Ternyata lagunya diterima dan dimainkan dalam acara Panggung Gembira di RRI. "Lagu itu saya tulis notasi dan liriknya karena tape recorder belum memasyarakat seperti sekarang. Saya kembali ke Padang dan meneruskan karier sebagai penyanyi amatir sambil memperdalam pengetahuan saya bermain gitar," kata Nuskan yang juga dikenal sebagai guru Pendidikan Jasmani di SMP Negeri I Padang hingga tahun 1960. Pindah ke Jakarta, Nuskan meneruskan karier sebagai guru olahraga, sementara kemampuannya bermain gitar dan mencipta lagu semakin meningkat. Atas saran Anas Yusuf, Nuskan memutuskan bergabung dengan Gumarang. Tetapi, Asbon yang sudah tahu kemampuan anak muda itu justru menyarankannya membentuk grup musik sendiri.
"Itulah awal lahirnya orkes Kumbang Tjari pada tahun 1961. Meskipun saya mengagumi Gumarang, saya berusaha membuat musik yang berbeda. Kalau Gumarang dominan dengan pianonya, Kumbang Tjari mengedepankan melodi gitar," lanjut Nuskan, ayah dari sembilan anak dan kakek dari 10 cucu. Di sinilah Nuskan menunjukkan keperkasaannya sebagai pemain gitar, bukan hanya dalam soal teknik, namun juga dalam soal eksplorasi bunyi. Petikan gitarnya mengingatkan pendengarnya akan suara saluang, seruling bambu khas Minang. Ciri khas ini belum ada duanya sampai sekarang. Hal ini diperjelas Hasmanan, salah seorang penyanyi Gumarang yang menulis kesan-kesannya di sampul depan PH. "Sebagai orkes baru jang masih harus berdjuang memenangkan simpatik dan popularitas, menarik sekali nafas dan penghajatan jang diberikan ’Kumbang Tjari’ terhadap lagu-lagunja. Hidangan2 mereka terasa masih dekat sekali kepada tjara lagu2 rakjat asli Minang dibawakan. Petikan2 gitar Nuskan Sjarif sering mengingatkan orang akan bunji alat2 musik asli Minang seperti talempong, rebab, dan saluang," demikian tulisan di sampul depan PH itu.
PH Kumbang Tjari yang pertama ini berisi lagu-lagu Asmara Dara yang dinyanyikan oleh Elly Kasim, Randang Darek dinyanyikan Nuskan Syarif, Taraatak Tangga (Elly Kasim dan kawan-kawan), Mak Tatji (Nuskan Syarif), Apo Dajo (Elly Kasim dan kawan-kawan), Tjita Bahagia (Elly Kasim dan Nuskan Syarif), Cha Cha Mari Cha (Nuskan Syarif), Gadis Tuladan (Nuskan Syarif), Kumbang Djanti (Elly Kasim), Langkisau (Nuskan Syarif dan kawan kawan), Kureta Solok (Nusikan Syarif dan kawan-kawan), dan Oi, Bulan (Elly Kasim dan kawan-kawan). Bersama Kumbang Tjari inilah Elly Kasim menjadi penyanyi lagu-lagu Minang yang belum tergantikan sampai sekarang. Perempuan kelahiran Tiku, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tanggal 27 September 1942, itu terkenal dengan lagu-lagu seperti Kaparinyo, Dayung Palinggam, Kelok Sembilan, Barek Solok, Lamang Tapai, Sala-lauak, Si Nona, Lansek Manih, Main Kim, Mudiak Arau, dan masih banyak lagi. Lagu-lagu itu telah dimuat dalam puluhan PH, kaset, maupun VCD selama lebih dari 40 tahun.  Namun, Kumbang Tjari kemudian terpaksa vakum ketika Nuskan sebagai guru olahraga menerima untuk ditempatkan di Sukarnapura (sekarang Jayapura), Papua, pada bulan Juli 1963. "Saya sangat menikmati profesi sebagai guru olahraga. Dikirim ke Irian Barat saya anggap sebagai amanat yang harus dilaksanakan. Setelah saya pergi, sayang teman-teman tidak bersedia meneruskan Kumbang Tjari," ujar Nuskan. Selama di Jayapuraia sempat juga membina bibit-bibit penyanyi dan menciptakan sejumlah lagu. Lahir di Tebing Tinggi tanggal 4 Januari 1935, dalam usia menjelang 70 tahun sekarang ini, Nuskan masih rajin joging di pagi hari dan tetap siap tampil bersama Kumbang Tjari-nya.  Walaupun hanya dua tahun (1961-1963) di belantika musik, Kumbang Tjari menjadi grup pertama yang tampil di TVRI ketika stasiun televisi pemerintah itu diresmikan tahun 1962. Orkes ini juga mengisi acara pembukaan Bali Room, Hotel Indonesia, dan kemudian tampil bersama Gumarang serta Taruna Ria dalam pertunjukan bertajuk "Tiga Raksasa" di Istora Senayan.
Nuskan kembali ke Jakarta 29 November dan Januari 1969 Kumbang Tjari dibentuk lagi dengan personel yang berbeda dan tidak pakai embel-embel "orkes" lagi. Kumbang Tjari pun kembali dipimpin Nuskan dan seperti sebelumnya mulai masuk studio rekaman dan mengisi berbagai acara panggung hingga tur ke Malaysia bersama Elly Kasim, Benyamin S, Ida Royani, serta Ellya Khadam. Di samping Gumarang dan Kumbang Tjari, juga tidak bisa dilupakan orkes Teruna Ria yang mempertegas irama rock’n’roll dalam lagu-lagu Minang. Bubarnya Teruna Ria menyebabkan penyanyi utamanya, Oslan Husein, mendirikan Osria. Sementara personel lainnya, Zaenal Arifin, mendirikan Zaenal Combo, yang merajai penataan musik rekaman hampir semua penyanyi pada akhir 1960-an sampai awal 1970-an. Penyanyi-penyanyi yang diiringi Zaenal Combo, yaitu Lilies Suryani, Ernie Djohan, Alfian, duet Tuty Subarjo/Onny Suryono, Retno, Patti Sisters, Tetty Kadi, Anna Mathovani, Emilia Contessa, Titi Qadarsih, Angle Paff, atau Lily Marlene. Zaenal Arifin, pencipta lagu Teluk Bayur, meninggal 31 Maret 2002. Asbon tutup usia pada 16 Maret 2004, sedangkan Oslan Husein dan Nurseha mendahului keduanya beberapa tahun sebelumnya.
Mereka memang sudah pergi, tetapi meninggalkan jejak berupa musik Minang dan Indonesiamodern. Gumarang dengan irama Latin dan Teruna Ria me-rock’n’roll-kan lagu serta musiknya. Sementara gitar bersuara saluang ala Nuskan Syarif masih bisa dinikmati sampai sekarang bersama Kumbang Tjari-nya.

Read More......
Posted in | | 0 Comments »

1. Jimi Hendrix - "The Ballad of Jimi"

Pada tahun 1965 sebelum banyak orang mengenalnya, Jimi Hendrix masuk ke sebuah studio rekaman di New York dan membuat semua orang didalam ruangan terheran-heran ketika dia menambahkan potongan lagu kedalam sebuah lagu baru, potongan yang berisi tentang bagaimana temannya yang bernama Jimi akan mati dalam lima tahun. Lagu "The Ballad Of Jimi" dimulai dengan pernyataan Hendrix bahwa lagu itu didedikasikan untuk mengenang sahabatnya seorang pemain gitar bernama Jimi. Beberapa tahun kemudian Sulit sekali jika ini dikatakan sebuah kebetulan.

Dalam proses rekaman Hendrix mengulang-ulang baris ""that is my story" sehingga kedengarannya menyeramkan. Penggalan lirik tersebut adalah,

"Many things he would try, For he knew soon he'd die."
"Now Jimi's gone, he's not alone. His memory still lives on."
"Five years, this he said. He's not gone, he's just dead."

Yang terjemahan bebasnya:
"Banyak hal yang dia akan lakukan, Karena ia tahu ia akan segera mati."
"Sekarang Jimi telah tiada, dia tidak sendirian, kenangannya akan terus hidup."
"Lima tahun,” ini yang dia katakan, dia tidak pergi, dia hanya mati.."

Apa yang terjadi kemudian?
Jimi Hendrix mati tercekik dengan cara yang mengenaskan, dia tersedak muntahannya sendiri, dia meninggal lima tahun setelah rekaman "The Ballad Of Jimi" yang berisi lirik "Five years, this he said. He's not gone, he's just dead." ("Lima tahun,” ini yang dia katakan, dia tidak pergi, dia hanya mati)

Yang mengganjal dengan artikel ini memang tidak ada potongan lirik yang menyebutkan kalau dia akan mati tersedak muntahnya sendiri, tetapi tetap saja fakta yang ada menarik dan membuat orang bertanya-tanya.

2. Richie Rich feat. Tupac -"Niggas Done Changed"

Lirik lagu ini menceritakan tentang Richie Rich tokoh kartun anak-anak yang dikatakan, “ Tangannya penuh dengan berbagai macam mainan.” Kita sama-sama tahu jika pernyataan itu benar, bahkan mungkin sekarung penuh mainan. Namun itu semua tidaklah penting karena yang menarik dalam lagu Tupac Shakur yang berjudul “Niggas Done Changed" adalah lirik yang menyebutkan.

"I been shot and murdered, can tell you how it happened word for word,
But best believe niggas gon' get what they deserve."

Yang terjemahan bebasnya adalah,
"Saya ditembak dan dibunuh, saya dapat menceritakannya kepada anda kata per kata, percayalah negro akan mendapatkan apa yang layak bagi dirinya.”

Apa yang terjadi kemudian?
Tupac ditembak dan dibunuh seperti yang dia ungkapkan dalam lirik lagunya. Penembakan itu terjadi di Vegas setelah selesai menyaksikan pertarungan Mike Tyson. Pada saat peristiwa itu terjadi tidak ada seorang pun yang melihat penembaknya dan sampai sekarang kasus tersebut belum terpecahkan.

3. Lynyrd Skynyrd - "That Smell"

Pernahkah anda mengutuk seseorang? Seperti jika anda pulang lalu menemukan bahwa kamar anda penuh dengan sisa-sisa makanan yang berceceran. Anda kesal dan memaki dengan mengatakan semoga orang tersebut akan mengalami mencret hebat selama-lamanya. Namun kemudian kutukan itu terwujud dan anda terlambat untuk menyadari bahwa anda memiliki kekuatan besar?

Lagu Lynyrd Skynyrd yang berjudul "That Smell" mirip dengan kisah diatas hanya saja kata “mencret hebat selama-lamanya” diganti dengan "kecelakaan pesawat yang mengerikan".

Lagu ini ditulis untuk mengekspresikan kekecewaan vokalis Ronnie Van Zant dengan gaya hidup sang gitaris Gary Rossington, karena permasalahan obat bius dan alkoholnya mulai berpengaruh negatif terhadap band. Lirik tersebut adalah,

"Say you'll be alright come tomorrow, but tomorrow might not be here for you."
"Angel of darkness upon you."
"The smell of death surrounds you."

Terjemahan bebasnya,
"Katakanlah besok kau akan baik-baik saja, tapi besok mungkin tidak akan ada lagi untukmu."
"Malaikat kegelapan menaungimu."
"Bau kematian mengelilingimu."

Apa yang terjadi kemudian?
Pada tanggal 20 Oktober 1977, hanya tiga hari setelah merilis album yang berjudul Street Survivors pesawat Lynyrd Skynyrd yang sedang melakukan perjalanan jatuh di sebuah hutan dekat Gillsburg, Mississippi. Baris lirik "Bau kematian mengelilingimu" menjadi kenyataan, dan yang membuat peristiwa itu menjadi lebih menyeramkan lagi adalah fakta dimana Rossington selamat sementara ketiga personil lainnya termasuk Van Zant tewas. Dan seolah-olah lagu itu saja belum cukup karena kecelakaan pesawat tersebut gambar sampul album Street Survivors pun sampai harus dirubah.

Ya, band ini memang benar-benar terbakar. Sebagai akibat dari kecelakaan pesawat tersebut salinan asli kover album yang bernuansa kobaran api menjilat-jilat telah ditarik dan diganti dengan gambar personil band yang berdiri dengan latar belakang hitam menyedihkan. Namun 30 tahun kemudian gambar sampul album dengan api kembali dipasang untuk rilisan baru tahun 2008.

4. Hank Williams - "I'll Never Get Out of this World Alive"

Tidak ada yang mengejutkan tentang maksud judul lagu diatas, karena semua manusia tahu kalau mereka pasti mati. Namun sebelum terjadi tentu orang tidak akan penasaran mengenai sesuatu dibalik sebuah lagu. "I'll Never Get Out Of This World Alive" yang dirilis pada tahun 1952 merupakan single terakhir Hank Williams. Lagu ini sebenarnya biasa-biasa saja, mengenai suka duka kehidupan sehari-hari manusia pada umumnya. Lirik tersebut adalah:

"No matter how I struggle and strive. I'll never get out of this world alive."
"Doctor, hurry, he's struggling. And striving! Oh no...."

Yang terjemahan bebasnya adalah:
"Tidak peduli bagaimana saya berjuang dan berusaha. Saya tidak akan pernah meninggalkan dunia ini hidup-hidup."
“Dokter, cepatlah, dia berjuang, dan berusaha, Oh tidak….”

Apa yang terjadi kemudian?
Setelah dilaporkan berjuang dan berusaha, Hank Williams tidak berhasil mempertahankan hidupnya. Pada pagi hari 1 Januari 1953 hanya beberapa bulan setelah lagu ini dirilis, ia dinyatakan meninggal di ruang gawat darurat Rumah Sakit Oak Hill.

Dan setelah kematiannya lagu "I'll Never Get Out of this World Alive" langsung merangsek ke urutan pertama tangga lagu Billboard.

Read More......
Posted in | | 0 Comments »

Penelitian di bidang pensintesa ucapan mengalami perjalanan yang sangat panjang dan
telah dimulai sejak lama. Salah satu catatan literatur awal yang berhubungan dengan
sintesa ucapan adalah pernyataan seorang ahli matematika dan engineer terkenal yang
bernama Leonhard Euler pada tahun 1761. Euler menyatakan “It would be a considerable
invention indeed, that of a machine able to mimic speech, with its sounds and
articulations. I think it is not imposible”.
Berdasarkan hasil studi literatur dari berbagai sumber bacaan, perkembangan teknologi
pensintesa ucapan dapat dibagi menjadi tiga kurun waktu. Kurun waktu pertama adalah
sebelum 1930. Pada masa ini penelitian-penelitian lebih banyak ditujukan untuk
memahami karakteristik sinyal ucapan serta pengembangan pensintesa ucapan berbasis
mekanik atau elektromekanik. Kurun waktu kedua dimulai sejak tahun 1930-an sampai
dengan ditemukannya komputer digital. Masa ini ditandai dengan pengembangan
berbagai alat pensintesa ucapan menggunakan teknologi elektronik analog. Kurun waktu
ketiga dimulai sejak ditemukannya komputer digital hingga sekarang. Pada masa ini,
sintesa ucapan dilakukan menggunakan pendekatan-pendekatan pemrosesan sinyal
digital.
Kurun Waktu Pertama
Penelitian tentang ucapan dimulai dengan penelitian-penelitian untuk melakukan
pemahaman tentang sinyal ucapan. Pada tahun 1779, Imperial Academy of St. Petersburg
menyelenggarakan suatu kompetisi dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal berikut
[Pel93].
1. “What is the nature and character of the sounds of the vowels a, e, i, o, u that make
them different from one another?”
2. “Can an instrument be constructed like the vox humana pipes of an organ, which
shall accurate express the sounds of the vowels?”
                                                   Gambar 2.1. Resonator Kratzenstein [Pel92]

Seorang peneliti dari Rusia yang bernama Christian Gottlieb Kratzenstein memenangkan
kompetisi tersebut dengan membuat satu set resonator akustik yang mensimulasikan
mulut manusia. Resonator Kratzenstein terdiri dari 5 bentuk tabung, masing-masing
untuk mensimulasikan satu bunyi vokal.
Robert Willis, pada tahun 1829 melakukan penelitian yang berhasil memperlihatkan
bahwa sintesa ucapan yang dihasilkan oleh Kratzenstein dapat pula dicapai dengan hasil
yang sama menggunakan tabung tunggal yang dapat diatur panjangnya.
Selama dua dekade, antara tahun 1769 sampai dengan 1790, Wolfgang Ritter von
Kempelen telah menghasilkan speaking machine yang lengkap. Pada prakteknya,
Wolfgang telah membuat 3 model yang berbeda, semuanya dioperasikan dengan tangan.
Penemuannya dipublikasikan dalam bentuk buku pada tahun 1791.
Wolfgang von Kempelen berpendapat bahwa untuk membuat mesin yang dapat
berbicara, pertama-tama harus dapat menghasilkan suara vokal. Wolfgang mulai dengan
mencari sumber bunyi yang sesuai, yaitu suatu substitusi mekanik dari suara vokal. Dia
mencoba menggunakan reed bergetar yang biasa digunakan dalam instrumen musik,
walaupun hasilnya kurang memuaskan. Suara dari reed disalurkan melalui suatu alat
berbentuk bel yang dilengkapi baffle pada mulut yang dapat digerakan untuk
menghasilkan bunyi vokal yang berbeda. Tidak puas dengan hasil percobaannya yang
pertama, von Kempelen menggunakan tangannya untuk menggantikan baffle. Meskipun
hasilnya menjadi lebih baik, tetapi suara yang dihasilkan masih belum memuaskan.


Gambar 2.2. Model Kedua Pensintesa Ucapan
Buatan Wolfgang von Kempelen [Pel92]

Model yang kedua dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan perlunya beberapa
resonansi pada beberapa frekuensi yang berbeda untuk mencapai berbagai suara berlainan
yang diinginkan. Versi ini bersifat modular, berupa tiga belas buah resonator yang
masing-masing dilengkapi dengan reed dan bersifat dapat dibongkar pasang, sehingga
dapat saling dipertukarkan. Gambar 2.2 memperlihatkan model tersebut.
Dengan mesin tersebut, von Kempelen mengklaim bahwa dia telah mampu menghasilkan
suara vokal a, o dan u serta suara p, m dan l yang dapat diterima. Secara monotonik,
mesin buatannya dapat mengucapkan suara seperti “mama” dan “papa”, tetapi masih
menghadapi dua masalah utama. Pertama, suara vokal yang dihasilkan mengandung
bunyi yang sifatnya eksplosif yang mirip bunyi “k”. Masalah lain yang dihadapi adalah
transisi antara dua bunyi yang berdekatan yang tidak smooth seperti suara alami. Satu
bunyi dengan bunyi berikutnya masih terasa sebagai dua bunyi yang terpisah. Untuk
mengatasi masalah tersebut, dia menambahkan kulit halus pada reed, juga menggunakan
reed tunggal sebagai pengganti dari sejumlah reed yang sebelumnya digunakan pada
setiap resonator.
Mesin ketiga buatan von Kempelen secara fisik sangat berbeda dari mesin-mesin
sebelumnya (lihat Gambar 2.3). Paru-paru disimulasikan dengan pompa yang digerakan
dengan bahu yang secara kontinyu dapat menghembuskan udara. Vokal dapat dihasilkan
dengan cara menutup “nostrils” mesin tersebut dengan tangan kanan sambil
menghembuskan udara dari simulator paru-paru. Sementara itu, tangan kiri harus
mengatur resonansi melalui alat berbentuk bel. Hanya orang yang terlatih memainkannya
yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi yang diharapkan. Suara seperti F, H, V, W dan
beberapa lainnya adalah suara-suara yang juga dapat dihasilkan dengan mesin tersebut.
Wolfgang mengklaim bahwa mesin ketiga buatannya dapat menghasilkan semua suara
vokal serta sembilan belas konsonan. Meskipun mesin tersebut memiliki kapasitas
menghasilkan udara sekitar enam kali lebih besar dari kapasitas paru-paru manusia, tetapi
mesin ini hanya mampu mengucapkan kalimat yang pendek sebelum kehabisan udara.
Pada tahun 1791 von Kempelen mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bahasa
Jerman dan Perancis dengan judul “Mechanismus der menschlichen Sprache nebst der
Berschreibung seimer sprechenden Maschine”.
Di Perancis, pada waktu yang hampir bersamaan dengan von Kempelen, Abbe’ Mical
mengembangkan mesin lain yang dikenal sebagai “two talking head”. Mesin ini terdiri
dari dua silinder yang mirip dengan silinder yang biasa kita lihat pada instrumen musik.
Satu silinder disediakan untuk memainkan sejumlah ucapan tertentu dengan prosody-nya.
Silinder lainnya digunakan untuk menghasilkan semua bunyi dalam bahasa Perancis.
Tidak diketahui dengan pasti otentikasi mesin buatannya tersebut.
Gambar 2.3. Model Ketiga Pensintesa Ucapan
Buatan Wolfgang von Kempelen [Pel92]
Hermann Helmholtz,


Gambar 2.3. Model Ketiga Pensintesa Ucapan
Buatan Wolfgang von Kempelen [Pel92]

Hermann Helmholtz, seorang perintis peneliti akustik, pada pertengahan abad ke-19
membuat perangkat elektro-mekanik yang terdiri dari sejumlah garpu yang dapat ditala,
kumparan elektrik, dan sejumlah resonator yang dapat mensintesa suara komposit yang
sangat mirip suara vokal manusia. Perangkat ini mungkin tidak memperlihatkan
hubungan langsung dengan berbagai penemuan alat-alat lainnya yang berhubungan
dengan aplikasi suara, tetapi keberadaan mesin tersebut memberikan ilham bagi
Alexander Graham Bell yang menghasilkan beberapa penemuan di bidang aplikasi mesin
yang berhubungan dengan suara manusia. Pada saat yang bersamaan juga, Hermmann
Helmholtz telah melakukan berbagai penelitian yang memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang akustik.
Peranan Sir Charles Wheatstone yang lebih dikenal dengan “Jembatan Wheatstone”-nya
tidak dapat diabaikan dalam perkembangan alat pensintesa ucapan manusia. Wheatstone
tumbuh sambil membantu bisnis penjualan perangkat musik keluarganya di London.
Tahun 1821, pada usia sembilan belas tahun ia mendemonstrasikan alat ciptaannya yang
dapat menggetarkan batang logam yang dieksitasi oleh suatu sumber yang vibrasinya
dirambatkan melalui konduktor yang padat. Pada tahun 1835, Wheatstone
mendemonstrasikan ciptaannya kepada Dublin Association.

Gambar 2.4. Versi Wheatstone dari Model Ketiga Pensintesa Ucapan
Buatan Wolfgang von Kempelen [Pel92]

Alexander Graham Bell yang lahir di Edinburg pada tahun 1846 dikenal sebagai penemu
telpon. Berdasarkan buku yang ditulis oleh Kempelen, Bell beserta dua saudaranya
(Melly dan Ted) pernah melakukan pengembangan mesin yang dapat menirukan ucapanucapan
manusia. Pengembangan tersebut dilakukan di Edinburg sekitar tahun 1863. Pada
usia 19 tahun, Bell mencoba mengulangi penelitian akustik Helmholtz. Bell mengira
bahwa garpu tala dapat mentransmisikan bunyi vokal secara elektrik. Untuk memperbaiki
kesalahan dugaan tersebut, akhirnya dia menemukan suatu keyakinan bahwa suara
apapun dapat ditransmisikan secara elektrik. Pada akhirnya, Bell berhasil menemukan
telpon.
Pada awal tahun 1990-an, J. L. Flanagan melaporkan hasil kerjanya yang merupakan
kelanjutan dari pemikiran Helmholtz dan menguji berbagai alat yang dapat melakukan
sintesa suara vokal. Penelitian ini meliputi penggunaan pipa organ, multiple sirens, garpu
vibrasi yang dapat ditala, serta ide R. R. Riesz yang pada tahun 1937 mengusulkan alat
bicara mekanik yang dapat dioperasikan dengan jari-jari tangan.

Kurun Waktu Kedua
Sejak 1930 para peneliti mulai menggunakan model elektrik untuk analisis dan
menirukan ucapan. Pensintesa elektrik pertama yang berfungsi untuk menghasilkan
ucapan adalah Dudley’s voder. VODER (Voice Operated DEmonstratoR) dikembangkan
oleh Bell Laboratories. VODER merupakan sistem elektronik analog yang
mensimulasikan bagian-bagian alat ucap manusia. VODER pertama kali diperkenalkan
kepada publik dalam suatu pameran di New York pada tahun 1939. Pada saat tersebut
berhasil didemonstrasikan bagaimana manusia dapat berdialog dengan mesin VODER
yang dimainkan oleh seorang operator.

Kurun Waktu Ketiga
Selama 50 tahunan, teknologi pensintesa ucapan mengalami banyak perubahan.
Penemuan komputer digital telah memungkinkan untuk melakukan simulasi sebelum
melakukan pengembangan perangkat keras. Sekitar tahun 1960-an, teknik analisis dan
sintesa ucapan terbagi menjadi dua paradigma. Pendekatan pertama disebut articulatory
synthesis. Dalam pendekatan ini, mekanisme produksi ucapan dimodelkan secara
fisiologi dengan cukup rinci. Pendekatan lainnya disebut terminal-analogue synthesis.
Pada pendekatan kedua ini, ucapan dimodelkan dengan model apapun. Orientasinya lebih
ditekankan pada usaha untuk memodelkan sinyal ucapan, bukan pada bagaimana cara
membangkitkannya.
Sebelum adanya komputer digital, sebenarnya belum ada sistem seperti yang sekarang
kita kenal sebagai sistem TTS. Pengembangan yang ada saat itu hanya terbatas pada
bagian untuk membangkitkan atau mensintesa ucapannya saja. TTS yang melakukan
konversi secara otomatis dari mulai teks berkembang setelah adanya komputer digital.
Pada tahun 1931, perusahaan Audichron membuat mesin pertama yang secara otomatis
dapat mengucapkan waktu dan temperatur melalui saluran telpon. Sejak itu, banyak
dikembangkan perangkat elektrik yang berhubungan dengan aplikasi ucapan, diantaranya
adalah spektograf suara yang dapat menampilkan pola ucapan pada layar CRT.
Salah satu sistem komersial yang menerapkan teknologi komputer digital untuk aplikasi
pemrosesan ucapan adalah IBM 7770 Audio Response Unit yang menggunakan drum
berputar untuk menyimpan data-data ucapan. Pada awal tahun 1980-an berkembang
beberapa sistem lainnya yang menggunakan komputer mainframe atau komputer mini.
Dengan sistem ini, sejumlah institusi finansial saat itu dapat memberikan layanan sistem
otomatis melalui pesawat telpon. Keadaan tersebut berubah semakin cepat setelah
teknologi IC serta komputer mikro berkembang dengan pesat.
Berkembangnya komputer digital tidak hanya menyebabkan berkembangnya sistem TTS,
tetapi juga melahirkan alternatif-alternatif baru untuk mengimplementasikan bagian
pembangkit ucapannya. Pada era komputer digital, pembangkitan ucapan dilakukan
menggunakan algoritma-algoritma pemrosesan sinyal digital yang diimplementasikan
menggunakan perangkat lunak.
Bentuk pensintesa digital yang berkembang pada awalnya adalah pensintesa yang dikenal
dengan istilah formant synthesizer, bekerja dengan cara mensimulasikan komponenkomponen
frekuensi utama pembentuk ucapan yang disebut formant. Salah satu
pensintesa ucapan jenis ini yang populer dan banyak digunakan pada berbagai aplikasi
adalah cascade-parallel formant synthesizer yang pertama kali diusulkan oleh Dennis
Klatt pada tahun 1990. Synthesizer tersebut merupakan pengembangan dari generasi
sebelumnya yang juga dirancang oleh Klatt pada tahun 1980.
Pensintesa formant tidak dapat menghasilkan suara dengan tingkat kealamian yang
tinggi, sehingga perkembangan TTS mengarah pada pencarian alternatif untuk mencari
pendekatan yang dapat menghasilkan ucapan yang lebih alami. Seiring dengan kecepatan
prosesor serta media penyimpanan komputer yang semakin tinggi, pendekatan tersebut
mengarah pada sistem yang melakukan penggabungan segmen-segmen ucapan yang
direkam sebelumnya. Berdasarkan berbagai pertimbangan teknis dan kualitas yang ingin
dicapai, bentuk segmen yang dianggap paling optimum dan banyak digunakan adalah
diphone atau dua fonem yang berurutan. Pendekatan dengan cara penyusunan ucapan dari
diphone ini disebut diphone concatenation.
Tantangan teknis utama pada teknik diphone concatenation adalah mencari algoritma
untuk menggabungkan diphone dengan diphone lainnya, serta algoritma untuk
memanipulasi diphone, khususnya untuk mengubah durasi serta pitch diphone. Berbagai
teknik yang berkembang untuk mendukung pensintesa jenis ini diantaranya adalah
autoregressive (AR), Glottal AR, hybrid harmonic/stocastic, time domain PSOLA (TDPSOLA),
multiband resynthesis-PSOLA (MBR-PSOLA), serta Linear Prediction-PSOLA
(LP-PSOLA) [Dut97].
Kini, speech synthesizer berkualitas tinggi telah tersedia untuk sejumlah bahasa, misalnya
Bahasa Inggris, Perancis, Belanda, Jerman dan beberapa bahasa lainnya. Namun
demikian, speech synthesizer untuk bahasa Indonesia sampai saat ini belum tersedia.
Salah satu perusahaan yang telah menghasilkan TTS berkualitas baik adalah perusahaan
Lernout and Hauspie di Belgia. Perusahaan tersebut sudah memproduksi sistem TTS
berkualitas tinggi untuk bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Spanyol dan Portugis.

Read More......
Kamis, 10 Mei 2012 Posted in | | 1 Comments »