MUSIK KLASIK
Di
Indonesia, musik klasik hanya dikenal oleh orang yang ‘pintar’. Dalam
arti seperti orang yang belajar musik, mereka pasti memulai dasarnya
dari musik klasik.
Di Indonesia, musik klasik masih sedikit peminat,
karena di Indonesia yang berkembang adalah musik berjenis melayu dan
pop, itu yang mendominasi musik di Indonesia.
Jika ada konser musik
klasik, hanya sedikit peminat. Beda jika dibandingkan dengan musik pop
melayu. Waw, banyak sekali peminatnya, sampai ada tawuran segala.
Kalau
di luar negeri, terutama di Eropa, musik klasik mendapat tempat khusus.
Orang-orang Eropa bisa dikatakan ‘seimbang’. Seimbang dalam arti mereka
bisa menerima semuanya. Dari klasik, pop, jazz, rock, dsb.. bisa
diterima. Lain dengan orang Indonesia, yang hanya bisa menerima pop,
melayu, jazz, dsb.. tapi tidak bisa menghargai musik klasik.
Dulu
aku sempat ga suka sm musik klasik. Anggapanku dengan orang-orang
Indonesia lainnya sama. Musik klasik hanyalah musik kuno, musik
‘kadaluarsa’. Lain dengan pop, yang setiap hari muncul band baru. Yang
tidak semua band itu bagus. Suara jelek saja bisa laku. Apalagi
artis-artis yang aji mumpung jadi penyanyi, padahal kualitas suara
mereka hanya standar, tidak ada yang istimewa, dan juga lagu-lagu pop
Indonesia berkembang. Dulu setiap ada lagu baru, di sekolah, setiap
siswa ingin menjadi yang duluan yang mempunyai lagu itu.
Tapi
akhirnya aku sadar, musik klasik adalah dasar dari semua musik. Semua
permainan chord dimulai dari musik klasik. Tapi, waktu itu, aku masih
belum bisa menerima sepenuhnya. Tapi aku mulai mencari lagu-lagu klasik
yang enak. Akhirnya aku diberi tahu temanku, ada suatu J-Dorama berjudul
“Nodame Cantabile”. Isinya
tentang musik klasik. Dari waktu lihat itu, ‘emosi’ku terhadap musik
klasik naik. Dari dulunya aku senang sekali dan setiap hari mendengar
lagu Indonesia, entah pop dan melayu, yang sama sekali tidak
mencerminkan kepribadianku, semua lagu Indonesia di HP aku delete. Aku
ganti dengan lagu-lagu klasik. Aku sudah tidak memperdulikan mau lagu
baru, atau lagu lama, semua lagu klasik yang enak aku masukin ke HP.
Setiap hari, setiap online, aku selalu mencari lagu, refrensi, dan film-film musik klasik. Akhirnya aku menemukan film SHINDO, MY PIANO (FOR HOROWITZ), COPYING BEETHOVEN, sampai anime Jepang La Corda d’Oro. Film-film tersebut bersama Nodame Cantabile menambah refrensiku tentang musik, terutama klasik.
Teman-temanku
kaget aku kok bisa jadi suka dengan musik klasik. Aku berubah genre
lagu 180 derajat. Dulu musik klasik aku ejek-ejek, sekarang musik klasik
aku banggakan.
Entah ini benar atau tidak, sejak aku suka musik
klasik (kelas 9), aku menjadi tambah pintar. Tapi itu terbukti dari
nilaiku. Dulu nilaiku hanya di kisaran 60-70, sekarang naik bisa sampai
80, bahkan ada yang 100 meskipun hanya 2. Karena aku bukan anak yang
pintar, 100 itu sudah merupakan ‘mujizat’. Soalnya susah banget dapet
100. Paling banter ya salah 1.
Tapi
bener-bener dampak positif yang aku dapatkan dari musik klasik.
Kepribadianku semakin terbentuk dengan baik. Dulu aku sering mengumbar
emosi, sekarang aku jarang mengumbar emosi. Dulu aku orangnya pemalu,
sekarang mulai sedikit suka tampil (tapi nggak narsis. Kalo narsis itu
bukan aku). Dulu aku orang yang nggak bisa mecahin masalah, sekarang
bisa dan bisa membantu memecahkan masalah orang lain.
Wow.. benar-benar dampak postif.
ORCHESTRA
Ada apa lagi dengan yang satu ini?
Bagi
teman-teman ku, sudah tidak asing dengan kata-kata ini. Hampir setiap
hari aku membicarakan ini dengan semangat, hingga mereka semua bosen.
Ya, Orchestra. Aku dulu belum mengenal apa itu orchestra. Aku dulu hanya tau band.
Tapi sejak aku menonton Nodame Cantabile,
aku tau apa orchestra itu. Orchestra itu sebenarnya sama dengan band.
Bedanya cuma alat musik yang digunakan. Mungkin band menggunakan drum,
gitar listrik, keyboard, bass, dsb.. Kalau orchestra, alat musik band
ditambah alat musik klasik, seperti violin, contrabass (pengganti bass), cello, alat musik tiup seperti flute, oboe, trumpet,
dsb. Aku berpikir, orchestra hanya memainkan lagu klasik alias
spesialis lagu klasik. Tapi ternyata tidak. Ada juga yang memainkan
aliran pop, jazz, dsb.
Mungkin orchestra di Indonesia hanya
sedikit jika dibandingkan dengan band. Entah band berkualiktas atau band
kacangan. Mungkin ada band pengiring yang memiliki efek-efek dan
terlihat seperti orchestra (perpaduan antara alat musik klasik dan
modern). Yang kapan lalu, waktu launching album baru band UNGU di SCTV,
UNGU bekerja sama dengan band pengiring/orchestra yang dipimpin oleh
Dian HP. Waktu itu Dian HP menjadi dirigen nya. Wow, keren. Aku baru
lihat kali ini seorang dirigen (di orchestra Indonesia) seorang
perempuan. Jarang sekali melihat ‘pemandangan’ seperti ini. Tapi sayang,
waktu itu launching album ditayangkan malam, dan karena besoknya aku sekolah, aku ga bisa lihat lama.
Atau
juga Magenta Light Orchestra (band pengiring Indonesian Idol dan Dream
Girls), itu sebenarnya adalah band, yang mengiringi. Alat musiknya
modern, tapi ada suatu saat ditambah dengan biola atau alat musik
klasik, meskipun tidak seluruhnya alat musik klasik.
Masih banyak
lagi orchestra terkenal di Indonesia, tapi bagi yang bukan penggemar
musik klasik atau orchestra, mungkin tidak akan tau kalau Indonesia
punya orchestra juga. Jika diluar negeri, orchestra itu bisa dikatakan
penting ya. Orchestra dipakai dalam acara resmi kenegaraan.
Banyak
orchestra terkenal yang ‘menyihir’ pecinta musik klasik. Aku juga
‘tersihir’ dengan orchestra terkenal di dunia. Seperti Vienna
Philharmonic Orchestra. Ini adalah orchestra kedua yang aku lihat
(orchestra pertama yang aku lihat adalah S Orchestra, orchestra yang ada
di film Nodame Cantabile). Aku melihat VPO di Metro TV saat Perayaan
Tahun Baru 2009. Betapa senangnya aku melihat itu. Saat melihat itu, aku
heboh sendiri. Yang bilang, “Waaa..lagunya enak.” Atau “Iiih keren
banget mainnya.” Ya kampungan, tapi karena ini orchestra benar-benar yang aku lihat meskipun di TV, aku sudah cukup senang.
Dari
situ, aku mulai browsing-browsing, melihat video-video orchestra. Dan
dari situ, impianku untuk menjadi pianist seperti LANG LANG atau WANG
YUJA terbentuk, untuk main di orchestra terkenal.
Lost Giant chunks of ice in the Arctic Ocean
-
A chunk of ice the size of almost half of Jakarta floating in the Arctic
Ocean at the North Pole after a split from a glacier in Greenland.
Two facilities...
One Responses to "Musik Klasik dan Orchestra"